MAKALAH
ILMU SOSIAL DASAR
Pelapisan Sosial
Disusun oleh :
Lailatul Maulidah
NPM : 10120588
Kelas : 1KA16
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah swt.dengan segala
rahmatnya sehingga saya bisa menyeesaikan makalah “Pelapisan Sosial”.
Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar
Pendidikan.
Dengan dibuatnya makalah ini semoga dapat
menambah wawasan bagi pembaca agar dapat mengetahui tentang pelapisan sosial.
Makalah ini disusun oleh penulis dengan berbagai hambatan. Baik itu yang datang
dari dalam diri penyusun maupun yang datang dari luar.
Saya juga menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam menyusun makalah ini. Oleh karena itu saya harapkan kepada
para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Depok, 11 November 2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................................................... i
BAB I.PENDAHULUAN................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang.............................................................................................................................. 1
B. rumusan masalah....................................................................................................................... 1
C. tujuan ............................................................................................................................................ 1
BAB II. PEMBAHASAN.................................................................................................................... 2
A. pengertian pelapisan sosial.................................................................................................... 2-3
B. Terjadinya pelapisan sosial.................................................................................................... 4-5
C. Perbedaan sistem pelapisan
dalam masyarakat.................................................................... 5
D. Teori pelapisan sosial................................................................................................................. 5
BAB III. PENUTUP............................................................................................................................ 7
A. Kesimpulan................................................................................................................................... 7
B. Saran.............................................................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 8
BAB 1
PENDAHULUAN
a.
Latar
Belakang
Dalam
masyarakat kita terdapat berbagai kedudukan, seperti dokter, insinyur, guru,
pengusaha, petani, pedagang, wartawan, polisi, mahasiswa, ulama, nelayan, dan
sebagainya. Kedudukan- kedudukan ini dinilai oleh masyarakat umum berkenaan
dengan suatu skala tinggi rendah, sehingga ada kedudukan yang dianggap tinggi,
dan ada kedudukan yang dianggap rendah.
Masyarakat
sebagai keseluruhan terdapat bermacam-macam dasar untuk menentukan tinggi
rendah kedudukan seseorang, dasar penilaian yang berlaku dalam satu kesatuan
sosial tertentu saja. Dengan demikian, bahwa di berbagai kesatuan sosial
dijumpai perbedaan tinggi rendah kedudukan yang mengakibatkan adanya
pelapisan-pelapisan sosial dalam kesatuan sosial yang bersangkutan.
Maka
dari itu disini kami akan menjelaskan tentang pelapisan-pelapisan sosial dan
apa saja yang dapat mempengaruhi terjadinya pelapisan sosial.
b.
Rumusan
Masalah
a.
Apa
pengertian pelapisan sosial ?
b.
Bagaimana
proses terjadinya pelapisan sosial?
c.
Apa
perbedaan sistem pelapisan dalam masyarakat?
d.
Apa
saja teori tentang pelapisan sosial?
c.
Tujuan
Dalam penulisan
makalah tentang Kesadaran Diri ini, mempunyai tujuan untuk mengetahui asal mula
pelapisan sosial di masyarakat, dan bagaimana pelapisan sosial terjadi di
masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
pelapisan sosial
Istilah
stratifikasi atau stratification berasal dari kata STRATA atau STRATUM yang
berarti LAPISAN. Karena itu social Stratification sering diterjemahkan dengan
pelapisan masyarakat. Sejumlah individu yang mempunyai kedudukan (Status) yang
sama menurut ukuran masyarakatnya, dikatakan berada dalan suatu lapisan atau
stratum. Pelapisan sosial menurut para Ahli :
·
Menurut
Drs. Robert M.Z. Lawang pelapisan Sosial ialah penggolongan orang-orang yang
termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis
menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise. Pelapisan sosial menurut
Pitirim A. Sorokin adalah perbedaan penduduk / masyarakat ke dalam
lapisan-lapisan kelas secara bertingkat (hirarkis)”
·
Menurut
Pitirim A. Sorokin dalam karangannya yang berjudul Social Stratification”
mengatakan bahwa ”sistem lapisan dalam masyarakat itu merupakan ciri yang tetap
dan umum dalam masyarakat yang hidup teratur. Dapat disimpulkan bahwa pelapisan
sosial adalah pembedaan antar warga dalam masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial
secara berkasta
Masyarakat
terbentuk dari individu-individu. Individu-individu yang terdiri dari berbagai
latar belakang tentu akan membentuk suatu masyarakat yang heterogen yang
terdiri dari kelompok-kelompok sosial. Dengan adanya atau terjadinya kelompok
sosial ini maka terbentuknya suatu pelapisan masyarakat atau terbentuknyalah
masyarakat yang berstrata.
Ketika
kita memperhatikan masyarakat sekitar, terdapat orang kaya, miskin, buruh,
pengusaha, sarjana, tukang, dan sebagainya. Kehidupan masyarakat pasti
berbeda-beda dan perlakuan terhadap mereka pasti juga berbeda. Orang yang
memiliki harta berlimpah lebih dihargai daripada orang yang miskin. Demikian
pula orang yang lebih berpendidikan lebih dihargai daripada yang kurang
berpendidikan.
Atas
dasar itu, kemudian masyarakat dikelompokkan secara vertical dan
bertingkat-tingkat sehingga membentuk lapisan-lapisan social tertentu dengan
kedudukannya masing-masing.
Masyarakat
sebenarnya telah mengenal pembagian atau pelapisan social sejak dulu.
Aristoteles menyatakan bahwa di dalam setiap Negara selalu terdapat tiga
unsure-unsur, yakni orang-orang kaya, orang-orang melarat, dan orang-orang yang
berada di tengah-tengah. Menurut Aristoteles, orang-orang kaya di tempatkan
pada lapisan atas oleh masyarkat, sedangkan orang-orang melarat ditempatkan
pada lapisan bawah, dan orang-orang sitengah-tengah ditempatkan pada lapisan
masyarakat menengah.
B.
Terjadinya
pelapisan sosial
Terjadinya pelapisan
sosial dibagi menjadi 2:
1. Terjadi
dengan Sendirinya
Proses ini
berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri.Adapun orang-orang
yang menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan berdasarkan atas kesengajaan
yang di susun sebelumnya oleh masyarakat sendiri, tetapi berjalan secara ilmiah
dengan sendirinya. Oleh karena itu sifat yang tanpa disengaja inilah yang
membentuk lapisan dan dasar dari pada pelapisan itu bervariasi menurut tempat,
waktu, dan kebudayaaan masyarakat dimana sistem itu berlaku.
Pada
pelapisan yang terjadi dengan sendirinya ,maka kedudukan seseorang pada sesuatu
strata atau pelapisan adalah secara otomatis, misalnya karena usia tua, karena
kepemilikan kepadaian yang lebih, atau kerabat pembuka tanah, seseorang yang
memiliki bakat seni.
2. Terjadi
dengan sengaja
Sistem
pelapisan yang disusun dengan sengaja ditujukan untuk mengejar tujuan
bersama. Didalam sistem pelapisan sosial ini ditentukan secara jelas dan
tegas adaanya wewenang dan kekuasaan yang diberikan kepada
seseorang. Dengan adanya pembagian yang jelas dalam hal wewenang dan
kekuasaan ini maka di dalam organisasi itu terdapat keteraturan sehingga jelas
bagi setiap orang ditempat mana letaknya kekuasaan dan wewenang yang dimiliki
dan dalam suatu organisasi baik secara vertikal maupun horizontal.
Didalam
sistem organisasi yang disusun dengan cara ini mengandung dua sistem, ialah :
a. Sistem
Fungsional : Merupakan pembagian kerja kepada kedudukan yang bertingkatnya
berdampingan dan harus bekerja sama dalam kedudukan yang sederjat.
b. Sistem Skalar
: Merupakan pembagian kekuasaan menurut tangga atau jenjang dari bawah keatas
(Vertikal).
Pembagian
kedudukan ini di dalam organisasi formal pada pokoknya diperlukan agar
organisasi itu dapat bergerak secara teratur untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.Tetapi sebenarnya terdapat pula kelemahan yang disebabkan sistem
yang demikian itu.
Pertama
: kerena organisasi itu sudah diatur sedemikian rupa, sering terjadi kelemahan
di dalam menyesuaikan dengan prubahan-perubahan yang terjadi di dalam
masyarakat. Misalnya saja perubahan-perubahan pula dalam cara-cara perjuangan
partai polotik, tetapi karena organisasi itu mempunyai tata cara tersendiri di
dalam menentukan kebijaksanaan politik sosial, maka sering terjadi kelambatan
di dalam penyesuaian.
Kedua :
karena organisasi itu telah diatur sedemikian rupa sehingga membatasi
kemampuan-kemampuan individual yang sebenarnya mampu tetapi karena kedudukanya
yang mengangkat maka tidak memungkinkan mengambil inisiatif. Misalnya dapat
kita lihat di dalam kehidupan perguruan tinggi, seorang dosen yang baru golongan
III a tetapi cakap, tidak diperkenankan menduduki jabatan-jabatan yang hanya
boleh diduduki atau dijabat oleh golongan IV a ke atas, maka merupakan hambatan
yang merugikan bagi dosen yang bersangkutan dan universitas.
Contoh yang lain
dapat kita lihat sendiri misalnya di dalam kantor-kantor pemerintahan di mana
banyak tenaga-tenaga yang cukup tetapi diberi wewenang karena kedudukanya
meningkat.
C.
perbedaan
sistem pelapisan dalam masyarakat
Pelapisan sosial
dapat berarti pembedaan antara warga dan dalam masyarakat kedalam kelas-kelas
sosial secara bertingkat. Wujudnya adalah terdapat lapisan-lapisan di dalam
masyarakat diantaranya ada kelas sosial tinggi, sedang, rendah. Menurut sifatnya, sistem pelapisan dalam
masyarakat dibedakan menjadi:
1) Sistem pelapisan masyarakat yang tertutup
Dalam sistem ini, pemindahan anggota masyarakat kelapisan yang lain baik ke
atas maupun ke bawah tidak mungkin terjadi, kecuali ada hal-hal istimewa. Di
dalam sistem yang tertutup, untuk dapat masuk menjadi dari suatu lapisan dalam
masyarakat adalah karena kelahiran. Di India, sistem ini digunakan, yang
masyarakatnya mengenal sistem kasta. Sebagaimana yang kita ketahui masyarakat
terbagi ke dalam :
>Kasta Brahma : merupakan kasta tertinggi untuk para golongan pendeta;
>Kasta Ksatria : merupakan kasta dari golongan bangsawan dan tentara yang
dipandang sebagai lapisan kedua;
>Kasta Waisya : merupakan kasta dari golongan pedagang;
>Kasta sudra : merupakan kasta dari golongan rakyat jelata;
Paria : golongan bagi mereka yang tidak mempunyai kasta. seperti : kaum
gelandangan, peminta,dsb.
2) System pelapisan masyarakat yang terbuka
Stratifikasi ini bersifat dinamis karena mobilitasnya sangat besar. Setiap
anggota strata dapat bebas melakukan mobilitas sosial, baik vertikal maupun
horisontal. Contoh:
– Seorang miskin karena usahanya bisa menjadi kaya, atau sebaliknya.
– Seorang yang tidak/kurang pendidikan akan dapat memperoleh pendidikan
asal ada niat dan usaha.
3) System pelapisan social campuran
Stratifikasi sosial c a m p u r a n m e r u p a k a n kombinasi antara
stratifikasi tertutup dan terbuka. Misalnya, seorang Bali b e r k a s t a
Brahmana mempunyai kedudukan terhormat di Bali, namun apabila ia pindah ke
Jakarta menjadi buruh, ia memperoleh kedudukan rendah. Maka, ia harus
menyesuaikan diri dengan aturan kelompok masyarakat di Jakarta.
D.
Teori
tentang pelapisan sosial
Bentuk konkrit
daripada pelapisan masyarakat ada beberapa macam. Ada yang membagi pelapisan
masyarakat seperti:
a. Masyarakat terdiri dari Kelas Atas (Upper Class) dan Kelas Bawah (Lower
Class).
b. Masyarakat terdiri dari tiga kelas, yaitu Kelas Atas (Upper Class), Kelas
Menengah (Middle Class) dan Kelas Bawah (Lower Class).
c. Sementara itu ada pula sering kita dengar : Kelas Atas (Upper Class), Kelas
Menengah (Middle Class), Kelas Menengah Ke Bawah (Lower Middle Class) dan Kelas
Bawah (Lower Class).
Para pendapat sarjana
memiliki tekanan yang berbeda-beda di dalam menyampaikan teori-teori tentang
pelapisan masyarakat. seperti:
• Aristoteles membagi masyarakat berdasarkan golongan ekonominya sehingga ada
yang kaya, menengah, dan melarat.
• Prof.Dr.Selo Sumardjan dan Soelaiman Soemardi SH.MA menyatakan bahwa selama
didalam masyarakat ada sesuatu yang dihargai olehnya dan setiap masyarakat
pasti mempunyai sesuatu yang dihargainya makan barang itu akan menjadi bibit
yang dapat menumbuhkan adanya sistem berlapis-lapis dalam masyarakat.
• Vilfredo Pareto menyatakan bahwa ada 2 kelas yang senantiasa berbeda setiap
waktu, yaitu golongan elite dan golongan non elite.
• Gaotano Mosoa, sarjana Italia. menyatakan bahwa di dalam seluruh masyarakat
dari masyarakat yang sangat kurang berkembang, sampai kepada masyarakat yang
paling maju dan penuh kekuasaan dua kelas selalu muncul ialah kelas yang
pemerintah dan kelas yang diperintah.
• Karl Marx, menjelaskan secara tidak langsung tentang pelapisan masyarakat
menggunakan istilah kelas menurut dia, pada pokoknya ada 2 macam di dalam
setiap masyarakat yaitu kelas yang memiliki tanah dan alat-alat produksi
lainnya dan kelas yang tidak mempunyai dan hanya memiliki tenaga untuk
disumbangkan di dalam proses produksi.
Dari apa yang
diuraikan diatas, akhirnya dapat disimpulkan bahwa ukuran atau kriteria yang
biasa dipakai untuk menggolongkan anggota masyarakatke dalam lapisan-lapisan
sosial adalah sebagai berikut :
• Ukuran kekayaan :Ukuran kekayaan dapat dijadikan suatu ukuran; barangsiapa
yang mempunyai kekayaan paling banyak, temasuk lapisan sosial paling atas.
• Ukuran kekuasaan : Barangsiapa yang mempunyai kekuasaan atau wewenang
terbesar, menempati lapisan sosial teratas
• Ukuran kehormatan : ukuran kehormatan terlepas dari ukuran kekayaan atau
kekuasaan. Orang yang paling disegani dan dihormati, menduduki lapisan sosial
teratas.
• Ukuran ilmu pengetahuan : Ilmu pengetahuan dipakai ukuran oleh masyarakat
yang menghargai ilmu pengetahuan. Ukuran ini kadang-kadang menjadi negatif,
karena ternyata bukan ilmu yang menjadi ukuran tetapi gelar kesarjanaannya.
Sudah tentu hal itu mengakibatkan segala mecam usaha untuk mendapatkan gelar
tersebut walaupun secara tidak halal.
Ukuran-ukuran diatas tidaklah bersifat limitatif (terbatas),tetapi masih ada
ukuran-ukuran lain yang dapat dipergunakan. Akan tetapi, ukuran-ukuran diatas
yang menonjol sebagai dasar timbulnya pelapisan sosial dalam masyarakat. Jadi
kriteria pelapisan sosial pada hakikatnya tergantung pada sistem nilai yang
dianut oleh anggota-anggota masyarakat yang bersangkutan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjabaran
yang telah dijelaskan di atas,
dapat disimpulkan bahwa Stratifikasi berasal dari kata
Stratus yang artinya lapisan
(berlapis-lapis). Sehingga Stratifikasi Sosial berarti “lapisan sosial“. Pelapisan sosial merupakan gejala
yang bersifat universal. Kapan pun dan di dalam masyarakat mana
pun, pelapisan sosial selalu ada. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa pelapisan social adalah pembedaan antar warga dalam masyarakat kedalam kelas-kelas social secara bertingkat.
B. Saran
Dengan adanya
pelapisan sosial yang terjadi pada masyarakat hendaknya kita menyikapi dengan
positif dan melaksanakan tugas/peranan sosial yang telah diberikan dengan baik.
Sebab dengan adanya pembagian tugas suatu pekerjaan yang kompleks yang kiranya
tidak akan mampu untuk dikerjakan sendiri akan berhasil dengan baik karena
dikerjakan oleh masing-masing individu sebagai ahlinya.
DAFTAR PUSTAKA
https://aishahilmi.blogspot.com/2016/12/pelapisan-sosial.html
https://taufikhidayah21.wordpress.com/tag/perbedaan-sistem-pelapisan-sosial/
Komentar
Posting Komentar